Lagi
lagi kisah ini menciritakan masalalu, mengapa ketika kita ingin memulai hidup
baru bertemu dengan orang-orang baru di saat keramaian di saat bersama dengan
sorang sahabat baru, teman baru, masalalu hilang bagaikan embun di pagi hari
bila mana sangmentari memancarkan sinarnya maka embun itu akan terhapus dengan
sendirinya,
Begitulah
cara kita melupakan masalalu tetapi?? Itu kalau kita berada dengan sworang
sahabat atau pacar, bagaimana saat kita sendirian ? bagaimana saat kita lagi
merenung dalam kesendirian di suatu tempat meski kita tak ada niat untuk
mengingatnya, aku jamin pasti masalalu itu akan teringat kembali di kepala
kita.
Masalalu..aku
pernah mempunyai masalalu, masalalu yang sangat kelam, masalalu yang membuat
hidupku hancur dan bepergian sampai saat ini. Hujan mengigatkanku kepada
masalalu masalalu dimana saat kita tertawa bahagia bersedih bertengkar, aku
merindukan saat-saat itu, aku ingin sekali melihat wajahmu bagaikan kilauan
permata tutur bahasamu membuatku ingin terus memanggil namamu, kini engkau
terbaring di dalam tanah dan jasatmu lenyap di ditelan waktu. Dimana dirimu
saat ini, apakah engkau hidup diduniamu yang baru, atau apakah kamu masih
memikirkan aku disini, di duniaku, aku ingin membuat dunia, yakni membuat dunia
khayalan, aku ingin selalu bermimpi akan hadirmu kembali disisiku, dan
mengenang kembali kenangan kita yang dulu yang pernah kita lakukan bersama.
Bisahkah
engkau menjawab panggilan hatiku, bisakah engkau sepertiku yang selalu
mengingat mu dan selalu memanggil namamu, aku adalah kekasih masalalumu, pernah
kah engkau bertanya bahwa dirimu dan segala penyesalanku, di saat kau ada di
duniaku, dahulu aku pernah membuatmu menangis, pernah membuatmu marah,
bahkan pernah menamparku dengan keras,
tahukah kamu karna dirimulah aku sadar akan kata cinta, dan kini ku termenung
dalam kesendirian, aku mengingat sosok wajahnya yang begitu indah, wanita yang
misterius dan sulit untuk di pahami, saat aku menjalani suatu hubungan
dengannya dia wanita yang paling sabar didunia, banyak duka yang aku berikan
kepadanya, rasa sakit, penghianatan dan perselingkuhan, kalimat yang dia keluarkan dari mulutnya
dengan indah dia mengatakan “aku merelakanmu menyakitiku membuat ku menangis,
dan aku bertahan karena cintaku tulus kepadamu, aku akan mengikuti kata hatiku
bila mana hatiku capek menahan sakit karenamu aku akan pergi dan tidak akan
pernah kembali kesisimu” kalimat itu
menempal di pikiranku dan tersimpan didalam memori,.
Kenangan…haus
akan pelukanmu haus akan kasih sayangmu, kekasih masalalumu yang kau tinggalkan
di dunia yang penuh dengan sandiwara yang penuh dengan rasa sakit, ya.. itulah
diriku, kini kau terbang jauh bagaikan kupu-kupu bening yang terbang di angkasa
mencari jalan untuk sebuah akhir dari kehidupan. Air mata mengalir bagaikan
sungai yang mengikuti arah titik rendah bumi seakan air mataku menghilirkan
sebatang kayu yang kokoh dan indah,